Posts

Menelusuri agama awal di Nusantara dan kisah dibaliknya

 SEBENARNYA AGAMA APA YANG ADA PERTAMA KALI BERKEMBANG DI NUSANTARA? Agama yang paling awal berkembang di Nusantara adalah Kapitayan. Sebuah kepercayaan yang memuja sesembahan utama yang disebut, “Sang Hyang Taya” yang bermakna hampa atau kosong. Orang Jawa mendefinisikan Sang Hyang Taya dalam satu kalimat, “TAN KENA KINAYA NGAPA” alias tidak bisa diapa-apakan keberadaannya. Untuk itu, supaya bisa disembah, Sang Hyang Taya mempribadi dalam nama dan sifat yang disebut “Tu” atau “To”, yang bermakna “daya gaib”, yang bersifat adikodrati. Dalam bahasa Jawa kuno, Sunda kuno juga Melayu kuno, kata “taya” artinya kosong atau hampa namun bukan berarti tidak ada. Ini adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan sesuatu yang tidak bisa didefinisikan, Tan Kena Kinaya Ngapa, sesuatu yang tidak bisa dilihat, juga tidak bisa diangan-angan seperti apapun. Ia ada tetapi tidak ada. BAGAIMANA DASAR PEMAHAMAN AJARAN TERSEBUT? Dalam sistem ajaran Kapitayan yang begitu sederhana ...

BENTENG OTANAHA

Benteng Otanaha mesku sudah berdiri hampir 5 abad namun hingga saat ini masih tetap berdiri dengan kokohnya. Wajahnya yang kusam menghitam malah menyiratkan ketangguhannya melintasi zaman. Otanaha menjadi tengara bersejarah kebanggaan masyarakat Gorontalo. Bertengger di atas perbukitan yang mengelilingi Danau Limboto, Benteng Otanaha menawarkan ruang untuk mengenang sejarah sambil menikmati lanskap menawan alam Gorontalo. Latar belakang berdirinya Benteng Otanaha dimulai Pada awal abad ke-16, ketika kapal Portugis terdampar di Gorontalo karena diserang bajak laut di Teluk Tomini. Pada saat itu Daratan Gorontalo disinyalir masih berupa genangan air yang terhubung dengan laut sehingga memungkinkan kapal besar masuk ke Danau Limboto. Portugis lantas bekerja sama dengan Kerajaan Ilato yang kala itu sedang berkuasa di Gorontalo. Mereka bersepakat membuat pakta pertahanan dari serangan musuh, terutama dari bajak laut, dengan mendirikan benteng Otanaha pada tahun 1522. S...

Hukum Sula

Image
Berdasarkan manuskrip tertua sejarah Indonesia yang diterbitkan tahun 1818, hukuman mati di Indonesia dilakukan dengan cara disula. Jenis hukuman mati ini salah satu yang paling keji di dunia. Salah seorang saksi mata yang melihat eksekusi itu menggambarkan dengan sangat mengerikan bagaimana hukuman itu dilakukan terhadap seorang budak asal Makassar karena telah membunuh majikannya. "Hukuman yang dijatuhkan di Batavia (Jakarta) sangat berat, terutama kepada orang-orang Hindia. Penyulaan adalah hukuman yang utama dan paling mengerikan," kata John Joseph Stockdale, tahun 1769. Eksekusi mati itu, kata Stockdale, dilakukan pada pagi hari di lapangan terbuka yang berumput. Setibanya di lapangan, terpidana mati itu diletakkan tengkurap dan dipegangi oleh empat orang bertubuh besar. Seorang algojo lalu mengiris bagian bawah tubuh terpidana itu dengan pisau besar sampai bagian tulang besar bagian belakang. Kemudian, sebuah besi sula runcing panjang ditusukkan ...

Misteri Harta Karun 'Flor de la Mar' Rp 34,6 T di Laut Indonesia

Image
Kapal Flor de la Mar konon menyimpan harta karun Rp 34,6 triliun Flor de la Mar adalah kapal laut milik kerajaan Portugis yang dibangun pada tahun 1502. Nama kapal yang artinya bunga laut ini tidak asing lagi dalam sejarah penjajahan Indonesia. Kapal ini menjadi transportasi bangsa Portugis saat membawa rempah-rempah dari Goa dan Malacca. Kapten Alfonso de Albuquerque menahkodai Flor de la Mar yang berisi penuh harta dari Malacca. Menurut sejarah, harta yang ada di Flor de la Mar merupakan harta terbanyak yang pernah dibawa oleh kapal Portugis. Malangnya, pada 20 November 1511, kapal yang berisi harta ini terjebak badai dan hancur di perairan terumbu karang Sumatera. Kepingan emas seberat lebih dari 54.000 kilogram pun tercecer terbawa arus Kala itu, pelabuhan di Lisbon sibuk dengan aktivitas pelayaran ke 'Dunia Baru' yang belum terjamah dan terjajah Bangsa Eropa. Armada yang terdiri atas kapal-kapal tercanggih pada zamannya dikirim ke lautan luas dan ...

Bung Karno, Monas dan Kebudayaan

Image
Monas adalah mimpi Bung Karno tentang Indonesia, mimpi besar Bung Karno tentang sejarah, seorang negarawan berpikir 100 tahun ke depan, ide-idenya mungkin tidak dipahami oleh orang orang di jamannya, tapi ia tetap hidup dalam sejarah itu sendiri. Kenapa Bung Karno sangat concern kepada Kebudayaan, di tahun 1932 Bung Karno bicara dan menggugat tentang modal modal kapital, dengan lagak teatrikalnya Bung Karno menguliahi para hakim hakim di depan Landraad Bandung soal Politik Ekonomi Perkebunan, politik ekonomi modal, dalam kuliah politik itu yang termaktub "Indonesia Menggugat", Bung Karno kemudian menjabarkan di ujung perkataannya soal berdaulat di segala lini, kemudian Bung Karno menggambarkan Indonesia dalam panggung tonil tentang Indonesia Raya, "bangsa yang tumbuh dalam dirinya rasa budaya". Kebudayaan adalah kekayaan utama Republik, inilah bangsa paling kaya di dunia soal Kebudayaan, Bung Karno selalu bermimpi Indonesia menjadi Mercusuar ...

Kisah Heroik Wolter Monginsidi, Siapa Dia

Image
Robert Wolter Mongisidi dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 6 November, 1973. Dia juga mendapatkan penghargaan tertinggi Negara Indonesia, Bintang Mahaputra (Adipradana), pada 10 November 1973. Meski dilahirkan di Malalayang sekarang bagian dari Kota Manado Sulawesi Utara, namun ia memulai perjuangannya melawan penjajah Belanda di Makassar. Nama Lengkap : Robert Wolter Monginsidi Tempat Lahir : Malalayang, Manado Tanggal Lahir : Sabtu, 14 Februari 1925 PENDIDIKAN Hollands Inlandsche School (HIS) Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Sekolah Pertanian Jepang di Tomohon Sekolah Guru Bahasa Jepang. AGAMA Kristen Protestant Seperti juga pahlawan pahlawan muda kita, Kol Slamet Riyadi dan mayor Daan Mogot, Mongisidi dieksekusi oleh tim penembak pada 5 September 1949. Monginsidi meninggal di Pacinang pada usia yang terbilang masih muda, yakni 24 tahun. Anak dari pasangan Petrus Mongisidi dan Lina Suawa ini memulai pendidikannya pada ...

RADEN FATAH , Benarkah Memberontak Kepada Ayahnya Sendiri?

Image
Raden Patah dianggap anak durhaka dan tak tahu balas budi. Sudah diberi kekuasaan, malah menikam ayahandanya sendiri dari belakang. Ia menyerang dan hancurkan kerajaan Majapahit. Fakta sejarah ini sebenarnya yang tidak didukung oleh bukti-bukti yang akurat. Lahir: Palembang, Majapahit 1455 M Meninggal: Demak, Kasultanan Demak 1518 M Nama lahir: Jin Bun Wangsa: Rajasa Pendiri Kesultanan Islam Pertama di Tanah Jawa bergelar Panembahan Jinbun. Berdasarkan Babad Tanah Jawi, Serat kandha dan Naskah Purwaka Caruban Nagari, Raden Patah adalah putra Brawijaya V atau Bhre Kertabhumi, raja terakhir Majapahit (versi babad) dari seorang selir muslim keturunan Tionghoa. Sedangkan Pada Prasasti Padukuhan Duku bertuliskan tentang sang Prabu Girindrawardhana atay Dyah Ranawijaya mengesahkan pemberian tanah perdikan Terialokiapuri di desa Petak, kepada Sri Brahmanaraja Ganggadara oleh dua orang Prabu terdahulu (sebelum masa Girindrawardhana berkuasa). Tidak disebut...

Geger Tjondet

Image
Geger Tjondet Di masa Belanda berkuasa, Betawi banyak melahirkan cerita perlawanan rakyat terhadap ketidakadilan. Sejarah mencatat, sebagian besar upaya pembangkangan itu dipimpin oleh para jagoan bergelar haji Engkong Thalib (65) bercerita dalam nada bangga. Sambil menunjuk reruntuhan gedung tua di pertigaan Condet, ia mengisahkan tentang sebuah perlawanan lama. Ya, hampir seratus tahun lalu, di tempat yang dikenal sebagai Villa Nova itu, para petani Betawi menyabotase sebuah pesta yang dilakukan oleh orang-orang Belanda. Peristiwa itulah yang 4 hari kemudian memantik adu nyawa para petani pimpinan Haji Entong Gendut dengan para serdadu marsose Belanda dan centeng-centengnya di Batu Ampar.Laki-laki dengan 10 cucu itu bercerita, dari generasi ke generasi kisah perlawanan itu terus dipelihara. Biasanya cerita tersebut disampaikan oleh para engkong sebagai bukti,”Kite orang Betawi tidak bisa begitu aje diinjak-injak ame kumpeni,”ujar penduduk asli Kampung Gedong itu...